Wednesday, January 23, 2008

Menunggu Karnival

Meski semboyan belum berbunyi, genderang perang telah ditabuh. Petanda suatu kerja besar akan berlangsung. Ummah kita akan dihimbau untuk membuat pilihan menentukan kepimpinan negara melalui suatu karnival yang paling meriah di negara ini. Karnival demokrasi yang menjadi anutan kepada hampir semua negara di seluruh dunia ini. Malah kita digambarkan inilah satu-satunya cara terbaik dan paling adil untuk menentukan siapa yang paling layak memimpin kita dan negara ini.
Tapi sayang, Malaysia tidak pernah berdepan dan melalui demokrasi yang hening, suci, jujur dan demokratik. Demokrasi kita paling hodoh, paling bodoh dan paling tolol.
Rakyat ditutup mata dan mulutnya. Gelanggang medan perjuangan ternyata benjol-benjol dan serba menyakitkan. Wasit nya memalukan dan bisa dibeli dengan seutas tali hidung. Semuanya kelihatan seperti badut atau wayang.
Apalah nasib kita, terpaksa menyaksikan semua ini secara terbuka dan terluka.
Demokrasi bukan lapangan yang aman sejahtera untuk kehidupan ini.